Pasca Putin Juarai Pilpres

Teroris Berulah, 133 Orang Tewas

Sebuah gedung konser yang berlokasi tak jauh dari Moskow menjadi sasaran serangan kelompok teroris, Jumat (22/3/2024) malam. (Foto: AFP/Stringer)
Sebuah gedung konser yang berlokasi tak jauh dari Moskow menjadi sasaran serangan kelompok teroris, Jumat (22/3/2024) malam. (Foto: AFP/Stringer)

RM.id  Rakyat Merdeka – Suasana kegembiraan warga Rusia pasca Pilpres yang baru saja berlangsung, tiba-tiba berubah menjadi duka mendalam. Sebuah gedung konser yang berlokasi tak jauh dari Moskow menjadi sasaran serangan kelompok teroris, Jumat (22/3/2024) malam. Serangan brutal tersebut menyebabkan sedikitnya 133 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Serangan berdarah itu terjadi di Crocus, sebuah kota di sebelah barat Ibu Kota Rusia. Belum ada kronologis resmi mengenai serangan teror tersebut. Namun, menurut laporan Kantor Berita Rusia, TASS, serangan itu terjadi saat warga sedang menonton konser musik di Balai Kota Crocus. Sebanyak 6 ribu warga Rusia berdesakan untuk menonton penampilan band rock Era Soviet, Picnic.

Sesaat sebelum band itu naik ke atas panggung, sebuah ledakan terjadi di dalam gedung dan membuat penonton berhamburan karena panik. Hampir bersamaan dengan itu, beberapa orang mengenakan pakaian kamuflase masuk ke lobi dan arena konser lalu menembakkan senjata laras panjang ke arah penonton.

Serangan mengerikan itu menewaskan ratusan orang. Laporan awal disebutkan 60 orang tewas dalam kejadian ini. Saat berita ini ditulis Sabtu malam (23/3/2024), korban tewas sudah bertambah menjadi 133 orang dan ratusan lainnya luka-luka. Sementara, anggota band Picnic dilaporkan tidak terluka dalam kejadian ini.

Video yang telah diverifikasi Reuters menunjukkan beberapa orang menembak dengan membabi buta. Terlihat beberapa orang tergeletak tak bergerak di atas genangan darah. Selain suara tembakan, terdengar juga suara jeritan orang.

Dahsyatnya serangan tersebut terlihat dari sejumlah foto yang dibagikan Reuters. Hampir seluruh gedung itu hancur terbakar. Kepulan asap membumbung tinggi. Di bagian dalam, pecahan kaca berserakan di lantai. Selongsong peluru bertebaran di mana-mana. Api dan kepulan asap membubung ke langit kemudian fasad aula terbakar. Kaca di dua lantai teratas gedung itu juga pecah.

Pemerintah Rusia merespons cepat kejadian tersebut. Wali Kota Moskow, Sergei Sobyanin, langsung membatalkan semua acara publik di ibu kota selama akhir pekan. “Saya turut berduka cita untuk orang-orang tercinta para korban,” katanya. Beberapa jam berikutnya, beberapa wilayah lain juga membatalkan acara, termasuk kota terbesar kedua di Rusia, St Petersburg.

Presiden Rusia Vladimir Putin turut mendoakan seluruh korban. Ia mengapresiasi kerja staf medis, dalam menangani insiden tersebut. Ucapan Putin itu disampaikan Wakil Perdana Menteri (PM) Rusia Tatyana Golikova saat mengunjungi korban yang dirawat di fasilitas Lembaga Penelitian Kedokteran Darurat Sklifosovsky di Moskow.

Putin, dalam sebuah pernyataan resmi, dilaporkan mengutuk keras tindakan tersebut dan menyatakan bahwa pemerintah akan mengambil segala langkah yang diperlukan untuk memburu dan menghukum pelaku serangan ini. “Ini adalah tindakan yang keji dan tidak manusiawi. Kami akan berusaha dengan segala cara yang kami miliki untuk memastikan bahwa semua yang bertanggung jawab atas tragedi ini diadili sesuai dengan hukum,” kata Putin.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova meminta komunitas internasional untuk mengutuk insiden tersebut, dan menyebutnya sebagai “kejahatan yang mengerikan” tersebut.

Otoritas Rusia tak tinggal diam. Pemerintah langsung membentuk Komite Investigasi Rusia, tim khusus yang dibentuk untuk menginvestigasi kasus ini. Dalam sebuah foto, tim membagikan sejumlah foto senjata yang digunakan para teroris.

Perkembangan terbaru, Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia mengklaim telah menahan 11 orang yang diduga terlibat dalam aksi teror tersebut. Direktur Dinas Keamanan Federal Alexander Bortnikov, seperti dilansir dari laman resmi Kremlin, juga telah melaporkan kepada Presiden Vladimir Putin tentang penahanan 11 orang, termasuk 4 teroris yang terlibat langsung dalam penyerangan tersebut.

Bortnikov juga memberi informasi terbaru kepada Vladimir Putin tentang pekerjaan FSB dalam mengidentifikasi pembantu pelaku serangan teroris.

Belakang diketahui, kelompok ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. ISIS-K adalah singkatan dari ISIS-Khorasan, afiliasi organisasi teror yang aktif di Afghanistan dan wilayah sekitarnya.

Amerika Serikat rupanya sudah menyampaikan kemungkinan serangan tersebut. Kedutaan Besar AS di Rusia sudah mengingatkan warganya agar menghindari pertemuan besar, termasuk konser, sejak awal Maret lalu. Departemen Luar Negeri AS juga telah menerbitkan public warning.

“Pemerintah AS sudah membagikan informasi ini dengan otoritas Rusia,” kata Jubir Dewan Keamanan Nasional Adrienne Watson, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Sabtu (23/3/2024).

Menurut Watson, pemberitahuan itu sesuai dengan kebijakan Pemerintah AS sejak lama. Yakni, berkewajiban memperingatkan pihak lain ketika menerima informasi intelijen tentang ancaman spesifik untuk menculik atau membunuh banyak korban.https://merujaksore.com/wp-admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*