Wow! Pertamina Bakal Investasi Rp 13,9 Triliun di Aljazair

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) bakal menggelontorkan investasi sebesar US$ 900 juta atau sekitar Rp 13,9 triliun di Aljazair hingga 2048.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Aljazair dan kunjungan kehormatan dengan Presiden Aljazair.

Dalam pertemuan tersebut, rencana investasi Indonesia di sektor energi menjadi salah satu yang diperbincangkan. Menurut Retno, Indonesia dan Aljazair adalah mitra yang erat untuk kerja sama energi.

Setidaknya, Pertamina telah menjadi mitra pengembangan sektor Migas Aljazair. Komitmen ini juga diwujudkan dengan realisasi investasi berkelanjutan.

“Pertamina berencana untuk kembali lakukan investasi sebesar US$ 900 juta hingga tahun 2048 pada sektor energi Aljazair, termasuk pada bidang refinery dan dekarbonisasi,” kata Retno dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (25/12/2023).

Hasil pertemuan ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) mengenai kerja sama energi kedua negara. Retno berharap, MoU ini dapat memperkuat kerja sama kedua pemerintah serta mempromosikan business to business (B to B) di bidang energi.

Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) menandatangani Amandemen Nota Kesepahaman (Amendment of Memorandum of Understanding/MoU) dengan Sonatrach, perusahaan migas Aljazair.

Selain memperkuat kerja sama kedua perusahaan di bidang eksplorasi dan produksi migas, MOU juga mencakup upaya dekarbonisasi termasuk potensi kerja sama pengembangan CCS (Carbon Capture & Storage)/CCUS (Carbon Capture Utilization & Storage), serta potensi penggunaan energi ramah lingkungan seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha (SPPU) PT Pertamina (Persero) A. Salyadi Saputra dan Direktur Pengembangan Bisnis & Pemasaran Sonatrach Ferhat Ounoughi, disaksikan oleh Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan Direktur Utama PT Pertamina Internasional EP (PIEP), di Kantor Pusat Sonatrach, Rabu 20 Desember 2023 waktu setempat.

Direktur SPPU PT Pertamina (Persero) A. Salyadi Saputra menjelaskan, MoU ini merupakan amandemen dari MoU sebelumnya yang telah ditandatangani tahun 2021. Pada amandemen ini, dilakukan perpanjangan kerja sama kedua pihak, yakni hingga tahun 2025.

“Amandemen MOU Pertamina dan Sonatrach menunjukkan keseriusan Pertamina menggarap lapangan di luar negeri dan ekspansi bisnis di panggung dunia,” ujarnya.

Penandatanganan amandemen MOU ini akan lebih memperkuat hubungan kedua belah pihak setelah sebelumnya pada tanggal 15 Juni 2023 melakukan penandatanganan kontrak baru pengelolaan blok migas 405A.

“Dengan momentum ini diharapkan semakin banyak peluang kerja sama pengelolaan blok migas yang bisa didapatkan oleh Pertamina dan melanjutkan kolaborasi dan sinergi antara Pertamina dan Sonatrach untuk mengupayakan kolaborasi yang terintegrasi baik dari Upstream hingga Downstream serta energi baru dan terbarukan,” tambah Salyadi.

Pertamina tertarik dengan kemungkinan kemitraan melalui blok eksplorasi dan eksploitasi bersama Sonatrach dan menantikan peluang tersebut. Tidak hanya di Blok 405A tetapi juga di wilayah lain di sekitarnya yang memiliki potensi migas.

Sementara, Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Usaha hulu migas Pertamina di luar negeri dilakukan oleh PIEP yang berada di bawah Subholding Upstream Pertamina.

PIEP mengelola aset-aset internasional, dengan fokus utama mengakuisisi dan mengelola lapangan migas serta mencari sumber-sumber migas di berbagai negara. Tujuannya, untuk pemenuhan kebutuhan migas domestik serta mendukung ketahanan energi nasional.

Hingga saat ini, PIEP telah memiliki aset lapangan migas luar negeri yang tersebar di 12 negara yaitu Algeria, Malaysia, Irak, Prancis, Italia, Namibia, Tanzania, Gabon, Nigeria, Kolombia, Angola, Venezuela.

“Pertamina melalui PIEP ingin terus meningkatkan investasi migas di Algeria, karena Algeria dianggap sebagai prioritas untuk tumbuh karena kami sudah mempunyai footprint. Kerja sama ini juga merupakan peluang untuk membuka nilai bisnis Algeria termasuk sinergi dengan peluang masa depan lainnya untuk terus berkembang,” kata Fadjar.

Di Algeria, PIEP bersama mitranya, Sonatrach dan Repsol Exploracion 405A SA mengelola blok Menzel Lejmat Nord (MLN) di Blok 405A dan sembilan bidang lainnya yang mencakup unitisasi Ourhoud dan El Merk. Blok 405A ini berpotensi menghasilkan produksi puncak sebesar 36.000 barel setara minyak per hari (BOEPD). https://belakangan.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*