Jakarta, CNBC Indonesia – Cacar monyet atau mpox menjadi salah satu penyakit yang menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat Indonesia sepanjang 2023. Penyakit zoonosis langka ini menjadi perhatian utama masyarakat meskipun angka kematiannya cenderung rendah, yakni 0-16 persen.
Melansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus monkeypox tergolong ke dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae.
Penyakit cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958, yakni saat terdapat wabah penyakit mirip cacar yang menyerang monyet peliharaan untuk penelitian. Adapun, kasus cacar monyet pertama yang menjangkit manusia pertama kali ditemukan pada 1970 di Republik Demokratik (RD) Kongo.
“Sejak saat itu, kasus cacar monyet menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Afrika Barat lainnya, seperti Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, RD Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone,” tulis Kemenkes, dikutip Rabu (20/12/2023).
Namun, sejak 2022, cacar monyet tak lagi menjadi penyakit endemik di Afrika Tengah, karena sudah ditemukan di banyak negara lain di dunia.
Awal Mula Masuknya Penyakit Cacar Monyet di Indonesia
Menurut Kemenkes RI, kasus pertama cacar monyet di Indonesia terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien pertama tersebut adalah laki-laki berusia 27 tahun yang memiliki riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Prancis.
Juru Bicara Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril, mengungkapkan bahwa pasien hanya mengalami ruam-ruam di telapak tangan dan kaki dan menjalani isolasi mandiri. Adapun, gejala awal muncul pertama kali pada 11 Agustus dan terkonfirmasi cacar monyet pada 18 Agustus.
2023: Kasus Cacar Monyet Muncul Lagi, Seluruh Pasien Laki-laki
Pada Oktober 2023 lalu, Kemenkes RI kembali menemukan kasus cacar monyet di Tanah Air, yakni pada 13 Oktober 2023. Kasus pertama pada 2023 ini menjadi kasus kedelapan sejak pertama kali terkonfirmasi pada Agustus 2023.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, pada saat itu seluruh kasus terkonfirmasi ditemukan di wilayah DKI Jakarta.
Melihat peningkatan kasus tersebut, Kemenkes RI memberikan vaksin cacar monyet secara gratis kepada 447 orang mulai Selasa (24/10/2023). Adapun, vaksin tersebut akan diprioritaskan untuk kelompok dengan risiko tinggi, terutama lelaki seks dengan lelaki (LSL).
Pada 30 Oktober 2023, total jumlah kasus cacar monyet di Indonesia adalah 27 pasien. Seluruh kasus tersebut ditemukan di Bandung, Jawa Barat; Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang, Banten; dan DKI Jakarta.
Kelompok Berisiko yang Tertular Cacar Monyet
Foto: Gejala cacar monyet. (Dok Kemenkes) Gejala cacar monyet. (Dok Kemenkes) |
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa seluruh pasien terkonfirmasi cacar monyet adalah laki-laki dengan rentang usia 18 hingga 49 tahun.
“Dengan riwayat berganti-ganti dan banyak pasangan seksual dan seks dengan sesama jenis,” jelas dr. Nadia.
Pada 7 November 2023, Ketua Satgas Cacar Monyet Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr. Hanny Nilasari, SpDV mengungkapkan bahwa total jumlah kasus cacar monyet di Indonesia adalah 35 kasus.
Berdasarkan data yang diperoleh IDI dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, sebanyak 28 pasien cacar monyet mengalami penyakit penyerta atau komorbid. Komorbid terbanyak yang dialami oleh pasien cacar monyet di DKI Jakarta adalah HIV, yakni sebanyak sepuluh kasus.
“Sepuluh orang dari 28 dengan penyakit HIV, kemudian tiga dari 28 orang terkait atau bersamaan dengan infeksi sifilis, dan sembilan dari 28 pasien itu terinfeksi HIV sekaligus sifilis,” ungkap Dr. Hanny.
Sebaran kasus terbanyak masih teridentifikasi di DKI Jakarta, terutama Jakarta Selatan, yakni 20 kasus. Sementara itu, provinsi kedua yang menyumbang kasus terbanyak adalah Jawa Barat dengan 11 kasus dan Banten enam kasus.
Cara penularan penyakit cacar monyet
Mengutip dari laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit cacar monyet dapat ditularkan kepada manusia melalui kontak fisik dengan pasien terinfeksi, benda yang terkontaminasi, atau hewan yang terinfeksi.
Secara rinci, berikut cara penularan penyakit cacar monyet akibat kontak dengan manusia, hewan, dan benda yang terkontaminasi.
1. Antar-manusia
Penularan bisa terjadi melalui kontak face-to-face (berbincang atau hembusan napas), droplet, sentuhan, ciuman, atau hubungan seksual.
2. Hewan
Penularan bisa terjadi saat berburu, menguliti, atau memasak hewan yang terinfeksi.
3. Benda
Penularan bisa terjadi melalui sprai, pakaian, atau jarum yang terkontaminasi.
4. Ibu Hamil
Ibu hamil dapat menularkan virus penyebab penyakit cacar monyet kepada bayi yang belum lahir.
“Penyakit cacar monyet dapat dicegah dengan menghindari kontak fisik dengan seseorang yang terjangkit. Selain itu, vaksinasi juga dapat membantu mencegah infeksi bagi orang yang berisiko,” tulis WHO.
Vaksin Cacar Monyet
Untuk mengendalikan penularan penyakit, Kementerian Kesehatan telah memberikan vaksin mpox secara gratis sejak Oktober 2023. Menkes Budi pada waktu itu menyatakan, pemerintah telah memesan total 2 ribu dosis cacar monyet.
Meski demikian, karena jumlah vaksin yang terbatas, vaksin baru diberikan untuk kelompok prioritas yang memiliki risiko tinggi, yaitu lelaki yang melakukan hubungan seks dengan laki-laki serta pengidap HIV/Aids.
Vaksin juga masih diprioritaskan untuk diberikan kepada kelompok berisiko di Jakarta karena menurut jumlah kasus terkonfirmasi didominasi di Jakarta. https://gorenganpedas.com/